Sehabis Lebaran, kita lebur
leburkan keakuan aneka warna bunga kultur di Taman Nusantara
leburkan kufur dan takabur jadi merendah nuansa tafakur
kepada sesama tak lupa sapa-tegur
dosa atau kesalahan masa lalu yang dibakar dalam kawah Candradimuka Puasa
karena ampunan-Nya terkubur
Sehabis Lebaran, kita lebar
lebarkan sayap kesabaran
penuh pengharapan dalam kebaikan
Sehabis Lebaran, kita luber
berkelimpahan pahala dan janji surga
rasa syukur senantiasa terjaga
Sehabis Lebaran, kita labur
laburkan jiwa berjelaga jadi putih bercahaya
Syawalan, Lebaran Kupat
saling memaafkan mengaku lepat
Syawalan, Bakda Kupat
menganyam ketupat dari daun kelapa muda
saling salam dan tangan berjabat
mohon maaf dan ampun tak santun ditunda
Daun kelapa muda alias janur sudah teranyam jadi ketupat
diisi beras dimatangkan jadi nasi putih
dapat ampunan dari Yang Maha Kuasa bermakna nur ilahi
yang membuat jasmani-rohani dan lahir-batin kita sebagai manusia suci-bersih
dari dosa atau kesalahan yang telah kita perbuat
Amien!
Itulah sepenggal puisi yang mungkin akan terungkap dari dalam hati dan benak kita saat syawalan. Sebagai umat manusia kita tentunya tidak akan pernah lepas dari luput dan kesalahan. yah itulah memang yang terjadi.
Namun dari situ kita tentunya harus bisa move on, donk?.. lho?..
Sifat dasar dari setiap manusia adalah susah untuk menghilangkan ego. Nah dari sifat dasar inilah yang terkadang menghambat kita untuk menghambat kita untuk melebur semua kesalahan terhadap sesama. Mungkin kita juga sering terjebak dalam penggunaan teknologi dalam memberikan ucapan perintaan maaf di bulan syawal ini?.. akan tetapi mungkin bagi beberaa orang hal ini yang terlihat seperti tidak afdhall. Atau dengan kata lain hal ini kurang bermakna.
Karena terkadang banyak orang yang mempunyai sifat dasar yang lain yakni nggampangke?.
Ah maaf-maafan lewat sms ajalah, yang gampang?..
Secara simbolis hal-hal seperti ini mungkin sudah sah.
Akan tetapi, apakah mungkin kita bisa mengetahui isi hati setiap orang?..